Dunia
bagai mau runtuh ketika seseorang divonis mengidap kanker, perasaan takut mati,
gelisah dan putus asa terus menyelimuti pikiran dan jiwa penderita kanker.
Demikian pula yang dialami oleh Hj. Sri Hatmini Patoppoi yang saat ini (Oktober
2012) sudah berusia 73 tahun, kelahiran Temanggung Jawa Tengah anak kedua dari
11 bersaudara pasangan M. Sucipto, mantan Bupati dan Residen Pati Jawa Tengah
dan Asiyah. Pada pertengahan Januari 1997, Ibu yang telah dikaruniai empat
orang anak, Sri Asniati Patoppoi, Boni Patoppoi, Chuzaeni Patoppoi dan Darmawan
Patoppoi dari pernikahannya dengan Drs. H. Patoppoi Pasau merasakan benjolan di
payudara kirinya. Pemeriksaan mammografi
menunjukkan tumor berdiameter 2 cm ,
tes biopsi memberi kesimpulan Ductal Infiltrating Carcinoma jenis infasif yang berarti ganas dan
penyebarannya cenderung mengarah ke dalam.
Setelah
dipastikan kanker ganas dan takut tumor terus membesar dan menyebar ke bagian
tubuh yang lain, akhirnya pada 14 Januari 1998 atau 6 bulan setelah
pemeriksaan, Sri Hatmini yang menyusui ke-empat anaknya sewaktu masih bayi
harus menjalani operasi pengangkatan seluruh payudara kirinya atau Radikal Mastektomi di RS Pelni Tebet
Jakarta. Tidak ada kendala apa-apa selama operasi, meskipun ada kekhawatiran
terhadap diabetes menahun dan
gangguan tirod yang diidap oleh Sri
Hatmini.
Pengobatan
dilanjutkan dengan menjalani kemoterapi sampai 12 kali tanpa harus menjalani
radioterapi atau penyinaran. Ketika kemoterapi yang ke-3, Sri Hatmini mulai
merasakan kondisi yang tidak mengenakkan. Perasaan mual, muntah, rambut rontok,
nyeri sekujur tubuh, kuku-kuku menghitam dan lidah terasa pahit sungguh sangat
menyiksa dirinya. Semua keluhan yang dialaminya diceritakan kepada suaminya,
Drs. H. Patoppoi Pasau, seorang pensiunan Direktorat Jendral Perikanan
Departemen Pertanian RI kelahiran Bulukumba Sulawesi Selatan, anak pasangan
Mohammad Ali Daeng Pasau dan Hj. Annisi.
Sri
Hatmini sendiri pernah minta dibelikan jamur lin zhi kepada suaminya yang pada saat itu sering berkunjung ke
Malaysia dalam rangka kerja sama pengembangan budi daya lobster dengan Mr. Gwe
Wee Kiat, seorang pengusaha dari Malaka, Malaysia. Konon katanya jamur lin zhi adalah suplemen yang bisa menambah tenaga yang semakin melemah akibat
dosis kemoterapi.
Pada
8 April 1998 ketika berada di Malaka Malaysia, sambil menunggu mobil yang akan
ditumpanginya sedang diperbaiki di bengkel, Patoppoi yang gemar membaca berniat
membeli majalah untuk mengisi waktu. Secara tidak sengaja di sebuah toko dan
kedai penjualan obat herbal, Patoppoi melihat sebuah buku berjudul Cancer, Yet They Live! karangan Prof.
Chris KH Teo, MS PhD, seorang ahli
botani dari Universitas Sains Malaysia. Buku itu berisi penjelasan tentang
bagaimana kita bisa memenangkan pertarungan melawan kanker. Buku itu juga
memperkenalkan salah satu tanaman yang berkhasiat untuk membantu menyembuhkan
kanker, yaitu Rodent tuber (Typhonium flagelliforme) atau dalam
istilah Cina disebut Laoshu yu, kemudian di Indonesia dikenal sebagai Keladi
tikus. Setelah membaca buku itu sebentar, Patoppoi sangat tertarik dan langsung
membelinya. Di dalam buku tersebut juga menyebutkan hasil penelitian bahwa
khasiat Keladi tikus masih lebih baik dibandingkan dengan Lin zhi.
Sepulang
dari negeri jiran Malaysia dan tiba di rumahnya yang cukup luas di bilangan
Pulomas Jakarta Timur, Patoppoi menyarankan kepada isterinya untuk mengikuti
langkah-langkah seperti yang tercantum di dalam buku itu. Dengan sedikit
terheran-heran, Sri Hatmini bertanya kepada suaminya mengapa tidak jadi membeli
lin zhi, orang sakit koq malah dibelikan
buku, bukannya obat. Dengan sedikit berargumentasi Patoppoi menjelaskan bahwa
supaya kita bisa cerdas dalam mengambil sikap dan langkah-langkah terhadap
kanker. Berbekal buku seharga 20 Ringgit Malaysia itu, Patoppoi mulai
mencarikan Keladi tikus untuk dikonsumsikan kepada isterinya dengan cara
meminum jus segar Keladi tikus (fresh rodent tuber) setiap hari.
Selain
mengkonsumsi jus segar Keladi tikus setiap hari, Sri. Hatmini juga menjalani
diet secara ketat. Hal ini sudah
terbiasa dilakukan, karena penyakit gula yang cukup lama dideritanya. Diet
dijalani bukan karena alasan minum jus Keladi tikus, tetapi bisa diyakini bahwa
apa yang kita makan dan kita minum sangat beresiko mengundang kanker di dalam
tubuh kita. Sesuai yang tercantum di dalam buku Cancer, Yet They Live!, Sri. Hatmini menghindari makanan-makanan
seperti : daging, susu, goreng-gorengan, garam dan gula. Setiap hari hanya
makan nasi secukupnya, rebusan kentang, labu, havermut, pisang, tahu dan tempe
bacem, ikan laut atau ikan air tawar.
Tiga
bulan setelah mengkonsumsi jus segar Keladi tikus, Sri Hatmini dinyatakan bebas
dari kanker payudara. Tes darah tumour marker CEA dan CA 15-3 normal, demikian
pula CT Scan dan Bone Scan tidak menunjukkan adanya nodul-nodul penyebaran atau
metastase. Ketika menjalani kemoterapi ke-4 sampai ke-12, Sri Hatmini
mengkombinasikan dengan minum jus segar Keladi tikus. Efek samping kemoterapi
tidak terjadi lagi, badan tetap segar dan kondisi semakin membaik,
sampai-sampai dokter onkologi yang menanganinya, dr. Cipto dari RSCM Jakarta
terheran-heran dengan apa yang dialami oleh Sri Hatmini. Sampai saat ini
Oktober 2012 Sri Hatmini masih mengkonsumsi Keladi tikus baik jus segar ataupun
dalam bentuk kapsul sebagai pencegahan.
Sejak
Keladi tikus menjadi primadona baru tanaman obat untuk kanker, Patoppoi
berusaha menemui Prof. Chris KH Teo, MS PhD di Penang, Malaysia untuk bisa
membantu pasien kanker yang ada di Indonesia. Atas bantuan Drs. HM. Sampurno,
MBA, Dirjen POM Dep Kes RI pada saat itu, akhirnya pada 22 Februari 2000,
Patoppoi berhasil bertemu dengan Prof. Teo yang ternyata sudah jauh
mengembangkan Keladi tikus dan herba lainnya untuk kanker dengan mendirikan
klinik Cancer Care di Lebuh Raya, Glugor, Penang. Patoppoi dan Boni Patoppoi
ditunjuk sebagai perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Sidoarjo. Herba-herba
yang diproduksi oleh Cancer Care diimpor dari Penang Malaysia atas persetujuan
BPOM dilanjutkan dengan pendirian Patoppoi Herba Centre, semakin banyak saja
penderita kanker yang meminta bantuan kepada kami.
Kini
di usia menginjak 74 tahun, Sri Hatmini masih terlihat sehat dan masih melayani
konsultasi dengan pasien kanker setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu dengan
dibantu Sri Asniati, Sjahrun Usman (suami Sri Asniati) dan Darmawan Patoppoi.
Sedangkan Boni Patoppoi, putera keduanya tetap melayani pasien-pasien kanker di
rumahnya, di Sidoarjo. Patoppoi Herba Centre Jogja sendiri dilayani oleh cucu
pertama dari Sri Hatmini, Fareza Achmad Brahmantya Patoppoi (Bram). Nenek dari
sembilan cucu : Bram, Billy, Bella, Brizza, Arin, Anggi, Aliya, Adhya dan Rissa
mengingatkan kepada pasien kanker untuk menjaga diet secara benar selain minum
obat, tetap komitmen dan jangan bosan untuk melawan kanker. Ketika kami membuka
Patoppoi Herba Centre Jogja, sedang marak-maraknya pemberitaan tentang khasiat
daun sirsak dan kulit manggis yang terkadang membuat pasien bingung untuk
menentukan pilihannya. Coba buat suatu studi perbandingan, Keladi tikus sudah
dikonsumsi selama bertahun-tahun tidak menimbulkan efek samping yang bisa merugikan
ginjal, liver, limpa dan organ tubuh lainnya sedangkan daun sirsak dan kulit
manggis belum ada yang melaporkan pemakaian selama bertahun-tahun. Bagaimana
jika dikombinasikan? Boleh-boleh saja, jika formula yang dihasilkan tersebut
membuat kondisi anda semakin membaik.
Sri
Hatmini seorang lulusan Sekolah Asisten Apoteker Yogyakarta, pernah bekerja di
Apotik Texin Jl. HOS Cokroaminoto Tegal dan Apotik Dian Sehat Plumpang Semper
Jakarta Utara adalah seorang wanita pekerja keras yang mengurusi adik-adiknya
ketika masih remaja merasa sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
pengalamannya bisa bermanfaat untuk orang lain, khususnya bagi penderita
kanker. Di usia seperti sekarang ini, masih bisa mandiri dan mencukupi
kebutuhan hidupnya, terkadang masih bisa memberikan uang jajan kepada
cucu-cucunya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat,
Berkah, Anugerah dan Kemuliaan kepada kita semua. Amin.
Tidak ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
hanya orangnya saja yang bermental tidak mau disembuhkan,
Tuhan menurunkan penyakit pasti memberikan obatnya.
Kanker emosional lebih sulit disembuhkan daripada kanker
Itu Sendiri
Selamat Pagi, perkenalkan kami perwakilan Mahkota Medical Centre Surabaya Rep Office. kami adalah salah satu perwakilan di jawa timur. kami siap membantu dan memberikan:
BalasHapus1. informasi seputar mahkota dan malaca malaysia
2. informasi fasilitas & kesehatan
3. Book dokter dan arange perjalanan sampai akomodasi dengan Company Rate kami ( sehingga lebih murah )
3. Second opinion langsung dari Dokter kami.
Semua pelayanan ini FREE of Charge, walaupun hanya untuk bertanya atau sekedar second opinion dari Dokter lain kita siap membantu .Jika Membutuhkan infomasi tentang Mahkota Medical Centre Melaka Malaysia, silahkan hubungi kantor perwakilan kami....
Surabaya Representative Office
Mahkota Medical Centre
Jl. Barata Jaya XIX / 31C
Surabaya 60131 - Indonesia.
WA : +6281 331777697
Line : +6281 4026 2166
Phone : +6283 8300 28050
Email : mmcsurabayaoffice@gmail.com
Fb : https://www.facebook.com/mmc.surabaya
http://mahkotamedicalcentresurabayaoffice.blogspot.co.id/
Regard
Danang Sefdyanto